MENGANALISA PERUSAHAAN PT.LAKSANA
Kelompok 5
-Abiyoga W
-Azmi A
-Dandi Rifki Maulana
-Hafiz Auliya Satriandika
-Muhammad Rifqi Hibatul
-Muhammad Irwan S
-Abiyoga W
-Azmi A
-Dandi Rifki Maulana
-Hafiz Auliya Satriandika
-Muhammad Rifqi Hibatul
-Muhammad Irwan S
Sejarah
Perusahaan
Sejarah Laksana menjadi karoseri dimulai
sejak tahun 1967 di Semarang. Karoseri Bus Laksana yang dimiliki bapak Iwan
Arman pada awalnya merupakan toko yang difokuskan pada mesin otomotif dengan
karyawan yang berjumlah 25 orang. Pada tahun ketiga sampai tahun 1970 Laksana
mengalami pertumbuhan yang luar biasa, toko mesin otomotif ini berpindah ke
lokasi baru yang lebih luas di Ungaran. Pada tahun 1977 bapak Iwan Arman
membuat Commanditaire Vennootschap yang
diberi nama Laksana dan memproduksi minibus pertama dari Laksana yaitu
Mitsubishi T-120.
Pada tahun 1978 yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas produksi Laksana direlokasi kelahan seluas 5000 m2.
Saat ini pabrik produksi Laksana di Ungaran telah berkembang mencapai lebih
dari 100.000 m2 dan kapasitas produksi dari Laksana telah mencapai 1500
setiap pertahun dan bisa berkembang seiring berjalannya waktu. Mengingat
kapasitas produksi yang tinggi, jumlah karyawan di Laksana sendiri kurang lebih
ada 1400 orang, ekspansi berkelanjutan ini memungkinkan Laksana mengembangkan
divisi-divisi lainnya untuk mendukung produksi karoseri. Pertumbuhan ini tentu
saja didukung oleh loyalitas dan kepercayaan pelanggan akan kualitas produk
yang dibuat oleh Laksana dan menjadikan Laksana sebagai salah satu karoseri
terbesar di Indonesia saat ini.
Nama Laksana adalah aset utama bagi
CV. Laksana, hari demi hari CV. Laksana berusaha tanpa henti membangun citra
Laksana untuk menjadi pilihan utama sebagai karoseri terbaik di Indonesia yang
menawarkan produk dan pelayanan terbaik.
Budaya Perusahaan
Sebagai salah satu perusahaan
karoseri terbesar di Indonesia CV. Laksana memiliki program 5S yaitu seiri
(pemilihan), seiton (penataan), seiso (pembersihan), seiketsu (perawatan) dan
shitsuke (penyadaran diri akan kebiasaan). Program 5S dipandang sebagai usaha
untuk memunculkan masalah yang selama ini tersembunyi dari para pemecah masalah
(problem solver). Program 5S ini
telah banyak diadopsi oleh berbagai industri di mancanegara. Program 5S pertama
kali diperkenalkan di Jepang dan mulai dikenal karena kesuksesan industri
Jepang yang selama ini memusatkan perhatiannya terhadap pengurangan segala
pemborosan (waste). 5S adalah
landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan (habit) mengurangi pembororsan di tempat
kerjanya. Beriku ini merupakan penjelasan dari 5S.
a. Seiri
(pemilihan) merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan barang
yang berguna dan tidak berguna.
Barang
berguna => Disimpan
Barang
tidak berguna => Dibuang
Dalam langkah awal ini dikenal istilah Red Tag Strategy,
yaitu menandai barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label merah (red tag)
agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih berguna. Barang-barang
dengan label merah kemudian disingkirkan dari tempat kerja. Semakin ramping
(lean) tempat kerja dari barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka akan semakin
efisien tempat kerja tersebut.
b. Seiton (penataan) adalah langkah
kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang yang berguna agara mudah
dicari, 
dan aman, serta diberi indikasi. Dalam langkah kedua ini
dikenal istilah Signboard Strategy,
yaitu menempatkan barang-barang berguna secara rapih dan teratur kemudian
diberikan indikasi atau penjelasan tentang tempat, nama barang, dan berapa
banyak barang tersebut agar pada saat akan digunakan barang tersebut mudah dan
cepat diakses. Signboard strategy
mengurangi pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-mandir mencari barang.
c.
Seiso (pembersihan) adalah langkah
ketiga setelah penataan, yaitu: pembersihan barang yang telah ditata dengan
rapih agar tidak kotor, termasuk tempat kerja dan lingkungan serta mesin, baik
mesin yang breakdown maupun dalam
rangka program preventive maintenance
(PM). Sebisa mungkin tempat kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang pameran
agar lingkungan kerja sehat dan nyaman sehingga mencegah motivasi kerja yang
turun akibat tempat kerja yang kotor dan berantakan.
d.
Seiketsu (perawatan) adalah langkah
selanjutnya setelah seiri, seiton, dan seiso, yaitu: penjagaan lingkungan kerja
yang sudah rapi 
dan bersih
menjadi suatu standar kerja. Keadaan yang telah dicapai dalam proses seiri,
seiton, dan seiso harus distandarisasi. Standar-standar ini harus mudah
dipahami, diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi, dan diperiksa secara
teratur dan berkala.
e.
Shitsuke (penyadaran diri akan
kebiasaan) adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika kerja.
·
Disiplin terhadap standar
·
Saling menghormati
·
Malu melakukan pelanggaran
·
Senang melakukan perbaikan
Struktur Organisasi Perusahaan
Sistem
perusahaan besar umumnya memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi adalah
suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu
organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Struktur
organisasi suatu perusahaan dibuat dengan cara disesuaikan dengan kebutuhan,
kultur, serta skala dari perusahaan tersebut. Berikut
merupakan bagan
struktur organisasi CV. Laksana.
Berdasarkan struktur organisasi tersebut setiap bagian
memiliki tugas dan wewenang masing-masing. Berikut ini merupakan tugas dan
wewenang setiap bagian di CV. Laksana.
1. Manager Sales Area
Menjaga dan mengamankan dokumen kerja bagian Departemen
Sales & Marketing dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang dilakukan oleh pihak
institusi luar maupun individu-individu yang tidak bertanggung jawab.
a.
Bertanggung jawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen Departemen Sales & Marketing ke
pihak luar.
b.
Memberikan arahan kepada bawahan
agar bawahan dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
c.
Bertanggungjawab membina kerjasama
team yang solid antar departemen terkait dengan urusan Departemen Sales & Marketing.
2. Manager Marketing
a.
Menjaga dan mengamankan dokumen
kerja bagian Marketing dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang dilakukan oleh
pihak institusi luar maupun individu-individu yang tidak bertanggung jawab.
b.
Bertanggungjawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen Marketing ke pihak luar.
c. Memberikan
arahan kepada bawahan agar bawahan dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan
target yang ditetapkan.
d. Memastikan
bahwa seluruh karyawan dibawahnya melakukan pekerjaan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
e.
Bertanggungjawab membina kerjasama
team yang solid antar departemen terkait dengan urusan Marketing.
3. Manager Brand & Marketing
Communication
a.
Meneruskan hubungan dengan key accounts dengan membuat kunjungan
periodik, menyelidiki kebutuhan spesifik, mengantipasi kesempatan baru.
b.
Membantu sales manager untuk membentuk tim sales yang tepat dan berkualitas melalui (trainning, hire dan firing).
c.
Bertemu dengan bagian pemasaran dan
penjualan dengan meramalkan keperluan/syarat, menyiapkan anggaran tahunan,
menjadwalkan belanja, menganalisis perbedaan, memulai tindakan yang perlu
dikoreksi.
d.
Memperkirakan laba kotor tahunan
dengan peralaman dan pengembangan kuota penjualan tahuan tiap wilayah,
membangung strategi harga, merekomendasi harga penjualan, memonitoring biaya,
kompetisi, pengadaan, dan permintaan.
e.
Meningkatkan daya jual produk dan
meningkatkan kemasan produk.
4. Manager
IT (Information Technology)
a.
Mengatur terlaksananya program kerja
Departemen Information Technology sesuai program kerja dan jadwal atas persetujuan Direktur Teknik.
b.
Mengontrol bawahan dalam melakukan
program kerja Departemen Information
Technology.
c.
Wajib Mematuhi & Bertanggung
jawab atas disiplin kerja sesuai Peraturan Perusahaan (PP).
d.
Memastikan proses pengembangan
bidang Information Technology sesuai kebutuhan perusahaan.
5.
Manager
Product Engineering
a.
Bersama dengan Direktur Tehnik
menentukan design produk baru atau revisi design
secara keseluruhan.
b.
Membantu supervisor engineering dalam melakukan evaluasi SDM
(terutama Drafter) dari masing-masing
tim engineering sesuai dengan beban
pekerjaan di suatu periode.
c.
Menentukan strategy pengembangan produk jangka menengah (Class A, B dan C).
d.
Bersama dengan supervisor Product Engineering melakukan penentuan
target kerja tiap tim Product Engineering.
6. Manager
R & D (Research & Devolopment)
a.
Bersama dengan Direktur Tehnik
menentukan design produk baru atau revisi design
secara keseluruhan.
b. Membantu
Supervisor dalam melakukan evaluasi SDM dari masing-masing tim Research & Development (R&D)
sesuai dengan beban pekerjaan di suatu periode.
c.
Menentukan strategy pengembangan
produk.
d.
Bersama dengan Supervisor melakukan
penentuan target kerja tiap tim Research
& Development (R&D).
7. Manager Production
a.
Menjaga dan mengamankan dokumen
kerja bagian departemen produksi dari penyalahgunaan dan penyimpangan yang
dilakukan oleh pihak institusi luar maupun individu-individu yang tidak
bertanggung jawab.
b.
Bertanggung jawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen departemen produksi ke pihak luar.
c.
Memberikan arahan kepada bawahan,
agar bawahan dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
d.
Memeriksa kualitas hasil kerja
bawahan.
8. Manager HRD & Training
a.
Atas sepengetahuan direktur teknik
membuat dan menyusun program kerja HRD
& Training yang berkaitan dengan program visi & misi perusahaan.
b.
Bertanggungjawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen Departemen
HRD & Training ke pihak luar.
c. Memberikan
arahan kepada bawahan, agar bawahan dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan
target yang ditetapkan.
d. Bertanggungjawab
membina kerjasama tim yang solid antar Departemen terkait.
9. Manager Quality & Testing
a.
Atas sepengetahuan direktur teknik
membuat dan menyusun program kerja quality
control seluruh bagian-bagian produksi yang berkaitan dengan program kerja
departemen quality control.
b.
Bertanggungjawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen departemen
quality control ke pihak luar.
c.
Memberikan arahan kepada bawahan,
agar dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
d.
Bertanggungjawab membina kerjasama
tim yang solid antar departemen terkait urusan Departemen Produksi.
10. Manager Engineeering Proces
a.
Atas sepengetahuan direktur teknik
membuat dan menyusun program kerja Proses Engineering yang berkaitan dengan program
kerja.
b.
Bertanggungjawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen departemen proses engineering ke
pihak luar.
c.
Memberikan arahan kepada bawahan,
agar dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
d.
Bertanggungjawab membina kerjasama
tim yang solid antar departemen terkait urusan Departemen Produksi.
11.
Manager
After Sales Service
a.
Atas sepengetahuan direktur finance & accounting membuat dan
menyusun program kerja departemen sales.
b.
Bertanggungjawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen departemen sales ke pihak luar.
c.
Memberikan arahan kepada bawahan
agar bawahan dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
d.
Bertanggungjawab membina kerjasama
team yang solid antar departemen terkait dengan urusan departemen sales.
12.
Manager
Logistic
a.
Atas sepengetahuan direktur finance & accounting membuat dan
menyusun program kerja departemen logistik.
b.
Bertanggungjawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen departemen logistik ke pihak luar.
c.
Memberikan arahan kepada bawahan,
agar bawahan dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
d.
Bertanggungjawab membina kerjasama
tim yang solid antar departemen terkait urusan departemen logistik.
13.
Manager
General Affair & Maintenance
a.
Atas sepengetahuan direktur finance & accounting membuat dan
menyusun program kerja departemen general affair & maintenance.
b. Bertanggungjawab
atas terjadinya segala penyimpangan dan kebocoran dokumen departemen general affair & maintenance
ke pihak luar.
c. Memberikan
arahan kepada bawahan, agar bawahan dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan
target yang ditetapkan.
d. Bertanggungjawab
membina kerjasama tim yang solid antar departemen terkait urusan departemen general affair & maintenance.
14. Manager PPIC
a.
Atas sepengetahuan direktur finance & accounting membuat dan
menyusun program kerja departemen logistik.
b.
Bertanggungjawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen departemen PPIC ke pihak luar.
c.
Memberikan arahan kepada bawahan,
agar dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
d.
Bertanggungjawab membina kerjasama
tim yang solid antar departemen terkait urusan departemen PPIC.
15. Manager Purchasing
a.
Atas sepengetahuan direktur finance & accounting membuat dan
menyusun program kerja departemen purchasing.
b.
Bertanggungjawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen departemen
purchasing ke pihak luar.
c. Memberikan
arahan kepada bawahan, agar bawahan dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan
target yang ditetapkan.
d. Bertanggungjawab
membina kerjasama tim yang solid antar departemen terkait urusan departemen purchasing.
16. Manager Finance & Accounting.
a.
Atas sepengetahuan direktur finance & accounting membuat dan
menyusun program kerja departemen finance & accounting.
b.
Bertanggungjawab atas terjadinya
segala penyimpangan dan kebocoran dokumen departemen
finance & accounting ke pihak
luar.
c.
Memberikan arahan kepada bawahan,
agar dapat bekerja sesuai dengan prosedur dan target yang ditetapkan.
d.
Bertanggungjawab membina kerjasama
tim yang solid antar departemen terkait urusan departemen finance & accounting.
Komentar
Posting Komentar